Archive for November 2013

sastra lama indonesia





Sastra Lama

1). puisi lama:

 A.) Pengertian Puisi lama
adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
a)Jumlah kata dalam 1 baris
b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d)Banyak suku kata tiap baris
e) Irama B.

 B).Ciri-ciri puisi lama
a) Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
b) Terikat jumlah baris, rima, dan irama
c).Merupakan kesusastraan lisan
d) Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
e) Isinya fantastis dan istanasentris

C. Macam-macam puisi lama

a).Mantra

Mantra adalah merupakan puisi tua,keberadaannya dalam masyarakat Melayu padamulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu

b) Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India).
CIRI-CIRI GURINDAM:
 a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
 b. Berasal dari Tamil (India)
 c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat.
Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )


c) Syair
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b.Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh : Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

d) Pantun
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1).Setiap bait terdiri 4 baris
2). Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3).Baris 3 dan 4 merupakan isi
4).Bersajak a – b – a – b
5).Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6). Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh : Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN
1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

A. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh : Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati


B. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:
a.Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

.
C.TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi : Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :Kalau anak pergi ke pekan
 Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu
 Kalau anak pergi berjalan
 Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu


D. PANTUN KILAT ( KARMINA )

CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakansampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8– 12 suku kata

Contoh : Dahulu parang,sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)



2. DILIHAT DARI ISINYA

A.PANTUN ANAK-ANAK
 Contoh : Elok rupanya si kumbang jati
 Dibawa itik pulang petang
 Tidak terkata besar hati
 Melihat ibu sudah datang


B. PANTUN ORANG MUDA
Contoh : Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua


C..PANTUN ORANG TUA
Contoh : Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang





D.PANTUN JENAKA
Contoh :Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

E. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh : Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki?












































2. PROSA LAMA

Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang termasuk prosa lama ialah:

A. Dongeng
yaitu bentuk prosa lama yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan. Selanjutnya dongeng dibedakan lagi atas:

1.        Fabel (dongeng tentang binatang)
 Contoh:
  • Kancil Yang Cerdik
  • Bayan Budiman

2.        Legenda (isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam)
 Contoh:
·  Asal-usul Kota Banyuwangi
·  Sangkuriang

3.        Sage (dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah)
Contoh:
·  Darmawulan
·  Terjadinya Kota Majapahit

4.        Mite (dongeng lentang dewan-dewa atau makhluk lain yang dianggap mempunyai sijat kedewaan, dan sakral)
 Contoh:
·  Cerita Gerhana
·  Nyi Loro Kidul
·  Hikayat Sang Boma
·  Odysee

5.        Epos (Wiracarita/dongeng kepahlawanan)
 Contoh:
·  Ramayana
·  Mahabarata
6.        Dongeng Jenaka (dongeng yang menceritakan kebodohan atau perilaku seseorang yang penuh kejenakaan atau lelucon)
Contoh:
·  Pak Pandir
·  Pak Belalang
·  Si Lebai Malang
·  Abu Nawas









B. Hikayat
yaitu prosa lama yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, tentang keluarga raja.
Contoh:
  • Hikayat Hang Tuah
  • Hikayat Si Miskin
  • Hikayal Panca Tantra
  • Hikayat Panji Semirang
  • Hikayat Dalang Indra Kusuma
  • Hikayat Amir Hamzah


C. Silsilah atau tambo,
yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.
Contoh:
  • Sejarah Melayu
  • Hikayat Raja-raja Pasai
  • Sejarah Melayu-Bugis



Tarian Daerah Lampung



Tarian Daerah Lampung

A. Tari Sembah 
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah. Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang. Mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan.
Tari Sembah
Tari sembah atau tari sambut merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang menggambarkan rasa kegembiraan. tari ini biasanya digelar pada saat menyambut tamu atau bisa juga pada saat resepsi dan upacara selamatan maras taon, yang diiringi dengan musik dan nyayian yang mengekpresikan kehangatandan kegembiraan dalam penyambutan. dalam tarian ini diperagakan atraksi petaburan beras kunyit yang melambangkan doa permohonan keselamatan dan kegembiraan tamu.

Selain sebagai ritual penyambutan, Tari Sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung. Sekarng, Tari Sembah jadi salah satu aset budaya Lampung yang selalu dimunculkan dari setiap acara baik lokal, nasional atau pun internasional. Ciri khas pada tarian Lampung seorang penari memakai kuku panjang yang terbuat dari emas atau tembaga dan tangan mereka menari dengan gemulainya.

B. Tari Cangget Lampung

1. Pengantar
Tari Cangget

Lampung adalah sebuah provinsi yang letaknya paling selatan di Pulau Sumatera. Di dalam provinsi ini penduduknya terbagi dalam beberapa suku bangsa yaitu: Suku bangsa Lampung, Jawa, Sunda dan Bali (http://www.wikipedia.org/). Pada Sukubangsa Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara, timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.

Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari tersebut.

Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan.

2. Macam-macam Tari Cangget dan Gerakannya
Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.

Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya).

Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).

Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.

Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, Pujian, Indoman atau Dalom Batin.

Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan knui melayang (lambang keagungan); (3) gerak igel (lambang keperkasaan); (4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); (6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).

3. Peralatan, Busana, dan Perkembangannya
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Canget diantaranya adalah: (1) canang lunik 8--12 buah; (2) bende sebuah; (3) gujeh sebuah; (4) gong 2 buah; (5) gendang sebuah; dan (6) pepetuk 2 buah.

Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah: (1) kain tapis; (2) kebaya panjang warna putih; (3) siger; (4) gelang burung; (5) gelang ruwi; (6) kalung papan jajar; (7) buah jarum; (8) bulu seratai; (9) tanggai; (10) peneken; (11) anting-anting; dan (12) kaos kaki warna putih. Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah: (1) kain tipis setengah tiang; (2) bulu seratai; (3) ikat pandan; (4) jubah; dan (5) baju sebelah.

Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini juga menggunakan perlengkapan-perlengkapan pendukung lainnya, yaitu: (1) jepana (tandu usungan) yang dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung, sesepuh adat atau pun puteri kepala adat dan kutamara; (2) tombak dan keris, dipakai pada saat tari igel; (3) talam emas, dipakai untuk landasan menurunkan serta menaikkan para sesepuh atau tetua adat dari Jepana memasuki Sesat Agung ataupun sebaliknya; (4) Payung adat yang warna putih (lambang kesucian) dan warna kuning (lambang keagungan).

Adapun lagu-lagu yang sering dinyanyikan untuk mengiringi tarian Cangget Agung adalah (1) tabuh mapak/nyabuk temui; (2) tabuh tari (tarey); (3) serliah adak; (4) mikhul bekekes; (5) gupek; dan (6) hujan turun.

Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan tarian ini semakin berkurang. Tarian cangget tidak lagi ditarikan oleh para pamuda dan pemudi untuk saling berkenalan, melainkan telah menjadi suatu tarian khusus yang dimainkan oleh penari-penari tertentu (tidak sembarang orang) dan pada saat-saat tertentu saja (upacara adat saja).

4. Nilai Budaya
Cangget sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.

Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.

Sedangkan nilai kesyukuran juga tercermin dalam tujuan diselenggarakannya tarian tersebut, yang merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan suatu upacara adat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta (Allah SWT).

C. Tari Bedana

Tari Bedana adalah tari muda/i Lampung. Tarian ini biasa dibawakan oleh pemuda/i dalam acara2 adat dan acara2 yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira.


Tari Bedana
Tari Bedana adalah salah satu jenis seni Tari masyarakat Suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Sebatin. Namun masing-masing memiliki karakteristik, baik dari alat musik yang digunakan maupun gerakan tarinya.

Menurut informasi, Tari Bedana masyarakat Lampung Pepadun memiliki warna musik dan gerak yang lebih kaya. Hal ini dapat dimaklumi karena watak khas masyarakat ini lebih terbuka dan berani dibandingkan masyarakat Lampung Sebatin. Masyarakat yang disebutkan terakhir ini dikenal lebih halus perangainya, dan cenderung membatasi diri. Namun pada umumnya mereka semua ramah dan baik hati.

Tari Bedana adalah perwujudan luapan sukacita atas wiraga (gerak badan) untuk mencapai ekstase, dalam batas-batas tertentu ketika menari diiringi gamelan khasnya, jiwa kita seperti mengembarai lembah-lembah hijau di bawah kaki Gunung Rajabasa, semua berubah indah. Riang.

Estetika tari bedana membuat kedirian kita berasa selalu muda. Penuh antusiasme. Dan pada kesempatan lain, ketika menyaksikan langsung tari bedana dipentaskan dengan sunggingan senyum manis muli-mekhanai, kita serasa diguyur air pegunungan yang atis. Secara otomatis terpancing “begitu ingin” larut dalam tari.

Tari bedana yang diyakini bernapaskan agama Islam merupakan tari tradisional, mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan terbuka sebagai simbol persahabatan dan pergaulan. Pada tari ini tergambar nilai akulturasi antara tata cara dan pranata sosio- kultural adat gaul anak muda Lampung dengan komitmen beragama.

- Copyright © semua tentang kita - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -